Wisata Jakarta: Kota Toea – Cafe Batavia


Cafe Batavia

Cafe Batavia

Kalau pergi jalan-jalan ke Kota Toea kayaknya gak lengkap kalau gak mampir ke Cafe Batavia. Cafe Batavia terletak di utara Museum Fatahillah. Kalau anda berdiri di pintu masuk Museum Fatahillah, lalu anda melihat ke seberang jalan, nah ada kanopi yang berwarna hijau, nah disitulah tempatnya.

Kesan pertama kali masuk ke dalam cafe ini: elegan (wah pasti harga2nya mahal nih), agak kotor dikit (sengaja biar berkesan klasik), and agak sombong (para pelayannya nih, sombong2 banget). Begitu anda melewati pintu masuk receptionis akan langsung menyambut anda, berapa orang pak/bu? mau diatas atau dibawah? mau makan atau hanya minum2 saja?

Karena masih baru pertama kali masuk, pasti kita lebih memilih lantai atas yang dekat dengan jendela. Betul gak?? Nah kalau ditanya receptionisnya mau diatas atau dibawah? Jawab aja di atas. Nah waktu ditanya lagi mau makan atau minum, kalau dijawab hanya minum2 aja berarti anda akan ditempatkan di sofa dekat tangga, bukan yang dekat dengan jendela. Kalau dijawab mau makan, nah anda akan ditempatkan dekat di ruangan yang dekat dengan jendela. Tapi eitss tunggu dulu. Kalau anda orang lokal (bukan bule) meja yang disiapkan bukan yang favorit spot (bersebelahan langsung dengan jendela). Tapi kalau anda bule, anda bebas memilih tempat duduk dimana saja. Nah hal ini nih yang saya bilang kenapa pelayan nya sombong.

Harga makanan dan minuman disini relatif mahal (bagi saya sih). Yah untuk minum2 minuman yang biasa saja sih kira-kira anda bisa menghabiskan 30-50rb / orang. Gimana gak mahal wong pajaknya aja sampai 20% (PPN + Service Charge). Yang paling menarik dari cafe ini adalah dekorasinya. Foto yang menempel didinding sampai menutupi semua dinding nya. Keren.. Sampai ke WC nya aja ditempelin Foto.

Dekorasi Cafe Batavia

Dekorasi Cafe Batavia

Saya pernah dengar cerita kalau dulu di Cafe Batavia ini masyarakat umum tidak boleh masuk, yang boleh masuk hanya bule-bule saja. Well.. Itu hanyalah cerita di masa lalu. Yang terpenting sekarang Cafe ini sudah Open to Public, alias siapa saja boleh masuk.

Overall penilaian saya untuk cafe ini cukup bagus. Hanya saja pelayanannya itu lho.. kenapa milih2 sih. Sekian dari saya, semoga tulisan ini bermanfaat.

Advertisement

Wisata Jakarta: Kota Toea – Museum Keramik dan Seni Rupa


Museum Seni Rupa dan Keramik

Museum Seni Rupa dan Keramik

Akhirnya sampai juga pada tempat ke-5, yaitu Museum Keramik & Seni Rupa. Lokasinya berada berseberangan dengan Museum Wayang,  atau berada di sebelah kanan Museum Fatahillah. Jarak tempuh dari ke-2 museum ini sekitar 5-10 menit dengan berjalan kaki. Tiket masuk sama dengan Museum2 yang lainnya, yaitu Rp. 2000,-.

Museum Keramik Tampak Samping

Museum Keramik Tampak Samping

Tak disadari waktu sudah menunjukkan pukul 15:15, Begitu sampai ke depan museum ini pintu utama sudah ditutup, tapi pintu samping nya terbuka. Saya jadi bingung, “Udah tutup apa belum yah?” karena setahu saya di jadwal operasi museum, buka sampai pukul 16:00. Lalu saya melihat 2 orang wanita asing masuk ke dalam pintu itu tanpa ragu. Saya pun mengikuti mereka, jangan2 memang pintu masuknya dari samping.

Begitu masuk saya melihat keadaan sekitar “kok sepi yah?“, pintu2 nya juga sudah dikunci semua. Saya mencoba menghampiri penjaga gedung untuk memastikan apakah benar museum sudah tutup. “Iya Pak Museum sudah tutup dari jam 3” kata si penjaga, “Tapi kalau mau melihat2 di dalam saya bisa bantu“. OMG saya sudah merasakan aura2 yang tidak beres dari kata2nya, dan firasat saya ini benar terbukti pada kalimatnya yang selanjutnya. “Tapi 1 orangnya 5 ribu ya“. Setelah berpikir sejenak saya pun meng-iyakan sajalah. Toh sudah tanggung disana, daripada bolak balik lagi. Lalu si penjaga pun pergi mengambil kunci.

Saya melihat 2 orang bule yang tadi masuk lebih dahulu, dan mereka sepertinya mulai nampak kebingungan. Well.. Saya coba menjadi orang Indonesia yang ramah. Saya jelaskan kepada mereka kalau ingin berkeliling harus membayar fee sebesar 5 rb kepada si penjaga tadi. Si bule pun terkejut, karena dari buku “travel guide” yang mereka baca disana tertulis kalau harga tiket masuk hanyalah Rp. 2.000,-. Oh My Good.. Bule ternyata pelit, mereka nawar harga masuknya – Rp10.000,- ber -4, atau gak jadi masuk. Karena si bule gak bisa ngomong bahasa Indonesia, akhirnya saya deh yang ngejelasin ke si penjaga. Penjaga pun akhirnya meng-iyakan saja, karena gak bisa ngomong bahasa Inggris ke si bule. Haha..

Lukisan - Berjudul Cacing

Lukisan - Berjudul Cacing

Gak banyak yang bisa dilihat di Museum ini, soalnya si penjaga – nya hanya nge-bukain satu ruangan saja, yaitu ruangan yang berada di sebelah kanan museum. Kayaknya kena tipu nih sama penjaganya. Jadi cuma bisa melihat lukisan2 dan beberapa kerajinan tangan saja deh. Cuma butuh waktu 15-20 menit untuk mengelilingi ruangan tersebut. Karena sudah tidak ada lagi yang bisa dilihat, akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari museum ini. Dan perjalanan pun berakhir.

Wisata Jakarta: Kota Toea – Museum Sejarah Jakarta


Perjalanan berlanjut ke tempat ke -3, yaitu Museum Sejarah Jakarta atau yang lebih dikenal dengan nama Museum Fatahillah. Bagaimana cara ke tempat ini? Gampang saja, keluar dari gedung bank Indonesia, belok kiri. Telusuri trototar sepanjang jalan sampai jalan mulai berbelok. Jika anda sudah sampai ke belokan berarti saatnya anda menyebrang. Jika anda sudah menyeberang jalan, maka selamat, posisi anda sekarang ada di Barat Daya Museum Fatahillah. Jalan lurus masuk ke gang tersebut. maka anda akan melihat sebuah meriam besi.  Itu tandanya anda sudah berada di pelataran Museum Fatahillah.

Meriam Besi

Meriam Besi

Kalau anda merasa lapar, anda boleh mencoba masuk ke Cafe Batavia (ini juga termasuk ke dalam salah satu objek wisata di Kota Toea), atau jika anda ingin makan yang murah2 saja, di pinggir jalan banyak yang menjual makanan dengan harga yang bervariasi. Dan saya cukup kaget sekaligus tertawa kecil, sewaktu melihat sebuah kaos oblong yang di jual disana,  karena di kaos itu bertuliskan Manohara. ;D

Karena saya melakukan perjalanan di hari Minggu, maka pengunjung yang datang ke tempat ini juga banyak sekali. Terutama di dominasi oleh Para remaja dan pasangannya, banyak juga turis2 asing disini. Di pelataran Museum Fatahillah  juga banyak sekali tempat penyewaan sepeda ontel, anda cukup membayar Rp.10.000,-.  untuk menyewa sepeda ini selama 30 menit. Sepeda hanya boleh digunakan untuk berkeliling di sekitar kompleks saja. Memang sepeda ontel ini memiliki body yang relatif tinggi, jadi bagi anda yang bertubuh agak pendek dipastikan akan kesulitan mengendarai sepeda ini. Tapi tidak usah khawatir, disini juga disewakan sepeda modern dengan tinggi yang relatif lebih rendah.

Museum Fatahillah

Museum Fatahillah

Saya mulai memasuki Museum ini. Loket ticket berada tepat di Pintu Masuk. Harga tiket adalah Rp 2.ooo,- / orang. Museum ini terdiri dari 2 lantai utama +  1 lantai bawah tanah (penjara). Museum ini layaknya seperti rumah tua yang ditata sedemikian rupa. Jadi koleksi2 yang bisa dilihat di dominasi oleh barang-barang rumah tangga, seperti tempat tidur, kursi, lemari, guci, dan sebagainya. Di belakang gedung ini terdapat sebuah taman kecil. Barang-barang koleksi di Museum ini sangat tidak terawat, sungguh sangat disayangkan sekali. Terlebih lagi pengunjung-pengunjung-nya, banyak sekali yang tidak berusaha merawat warisan budaya, malah merusak-nya. Terbukti dengan banyak nya coretan-coretan di dinding dan banyak koleksi yang rusak.

Saya tidak terlalu lama berkeliling di museum ini, karena terlalu padat membuat saya kehilangan semangat untuk bereksplorasi. Terlebih lagi pengunjung remaja disana, bukannya menikmati koleksi malah sibuk berpacaran. Sangat disayangkan sekali.

Next – Wisata Jakarta: Kota Toea – Museum Wayang

Wisata Jakarta: Kota Toea – Museum Bank Mandiri


Museum Bank Mandiri

Museum Bank Mandiri

Target pertama adalah Museum Bank Mandiri, selain posisinya yang berada di paling ujung, tempat ini biasanya adalah tempa turun penumpang kendaraan umum. Mulai dari mikrolet (sejenis angkotan kota) sampai pintu keluar halte Trans Jakarta, semuanya langsung mengarah ke gedung ini. Gedung ini sedikit unik, jika dilihat dari luar sama sekali tidak tampak seperti museum, malah lebih mirip seperti gedung bank. Ya maklum saja, namanya juga Museum Bank Mandiri. ;).

Gedung ini luas sekali, terdiri dari 4 lantai yang bisa di jelajahi  (B – 1 -2 -3). Lantai 4 dan 5 digunakan sebagai gudang. Tiap lantai terdiri dari banyak sekali lorong-lorong, dengan luas ruangan yang berbeda-beda. Kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi tempat ini adalah 2 – 2,5 jam. Tapi perkiraan ini tergantung dari cara anda menikmati koleksi museum dan apakah anda tersesat atau tidak? 😀

Tempat loket ticket ada di ruangan sebelah kanan begitu anda masuk pintu utama. Ticket masuk untuk umum sebesar Rp 2.000,- saja. Untuk pelajar ticket 1/2 harga. Tas dan barang bawaan lain harus dititipkan disana. Anda juga bisa membeli oleh2 di loket ini. Yang menarik bagi saya adalah sebuah kaos berwarna hijau dengan tulisan kota toea, harga Rp. 45.000,-. Tapi sayang ukuran yang saya cari tidak ada. Yah gak beli oleh2 deh >_<..

Saya cukup beruntung, karena bertepatan dengan kedatangan saya disana, sedang berlangsung acara pemutaran video tentang Sejarah Jakarta –  Kota Toea (Believe me, it’s a great movie. And you should watch it) dan juga sedang diadakan workshop pembuatan keramik (yang kayak film GHOST – nya Demi Moore itu lho, yang menggunakan benda yang muter-muter itu) oleh anak-anak IKJ (Institut Kesenian Jakarta).  Setiap pengunjung bisa mencoba kalau mau, dan yang terpenting tidak dikenakan biaya, alias cuma-cuma. Karena masih ada 4 museum lagi yang harus saya kunjungi, jadi terpaksa saya tidak mencoba membuat keramik di workshop itu. Hikss..

Sesuai dengan namanya, koleksi-koleksi dari museum ini menceritakan sejarah tentang Bank Mandiri itu sendiri. Mulau dari mulai berkembang nya di jaman Belanda, sampai saat ini yang bernama Bank Mandiri. Wah baru tahu kalau ternyata Bank Mandiri sudah ada sejak tempoe doeloe. Koleksi museum yang bisa dilihat mulai dari mesin hitung jaman dahulu, buku besar bank, pokoknya semua peralatan2 banking dari jama dahulu sampai sekarang. Selain itu di tempat ini juga banyak sekali spot yang bagus untuk difoto dan dijadikan kenang-kenangan (Nah ini yang paling penting). Sepertinya cukup banyak yang saya ceritakan, silahkan anda mencoba-nya sendiri.

Jakarta Classic

Jakarta Classic

Next – Wisata Jakarta: Kota Toea – Museum Bank Indonesia