Steganografi : 3. LSB (Low Bit Coding)


Pendahuluan

Lanjutan dari artikel saya yang sebelumnya, mengenai pengertian steganografi, dan metode LSB (Least Significant Bit) pada steganografi, akan saya bahas mengenai metode LSB (Low Bit Coding) dalam steganografi. LSB (Low Bit Coding) adalah salah satu metode steganografi yang diterapkan untuk media audio/suara. Pada artikel ini, akan sedikit saya bahas mengenai “sinyal suara dalam dunia digital” dan implementasi penerapan metode LSB pada media audio/suara.

Isi

Bagi kalian yang sudah pernah baca artikel saya sebelumnya tentang Steganografi : 2.LSB(Least Significant Bit) mungkin akan bingung, kenapa saya membahas metode yang sama untuk ke-dua kalinya. Tapi jika anda cermat, anda pasti melihat bahwa 2 metode ini mempunyai sedikit perbedaan pada namanya. Kalau sebelumnya bernama Least Significant Bit, yang sekarang adalah Low Significant Bit. Perbedaannya adalah Least Significant Bit diterapkan untuk media gambar, sedangkan Low Significant Bit diterapkan untuk media suara. Sebelum saya menjelaskan lebih jauh, saya akan mencoba menjelaskan tentang digital signal terlebih dahulu.

Digital Signal

Tahukah anda bagaimana suara anda disimpan ke dalam komputer (Hard Disk)? Anda pasti pernah menjalankan player music di komputer anda seperti WMP atau Winamp, tapi pernahkah anda menyadari data yang tertera pada player tersebut? Seperti: Frekuensi, Stereo atau Mono, Panjang bit yang digunakan. Apakah anda pernah membandingkan kualitas suara antara “cd audio quality” dengan “file mp3 bajakan yang anda download dari internet”? Mana yang lebih enak didengar? Sudah tentu “cd audio quality” yang lebih bagus. Hal ini disebabkan karena frekuensi yang digunakan adalan 44,1 KHz dengan kualitas stereo (standart qualitas audio cd).

Frekuensi, secara singkat adalah banyaknya sample yang di-ambil perdetiknya. Jadi jika kualitas media audio dengan frekuensi 44,1 KHz berarti dalam satu detik terdapat sampel data sebanyak 44.100 sample. Mono atau stereo menunjukkan banyaknya layer yang digunakan. Mono berarti hanya menggunakan 1 layer (Mudahnya, speaker kiri dan kanan mengeluarkan suara yang sama).  Stereo berarti menggunakan 2 layer (Mudahnya, speaker kiri dan kanan mengeluarkan suara yang berbeda). Jadi jika media audio mempunyai kualitas frekuensi 44,1 KHz Stereo, berarti sample yang dihasilkan dalam satu detik = 44.100 sample untuk layer kiri dan 44.100 sample untuk layer kanan, sehingga total 88.200 sample tiap detiknya.

Panjang bit menentukan ketepatan pengukuran sample (precision). Nilai sample dalam media audio ada diantara rentang [-1,+1]. Jika panjang bit yang digunakan adalah 8 bit, dengan bit yang pertama menunjukkan nilai + atau -, dan 7 bit sisanya merepresentasikan nilai si sampe. Jika yang digunakan adalah 16 bit, berarti 1 bit pertama untuk menunjukkan nilai + (0) atau – (1), dan 15 bit sisanya merepresentasikan nilai sample.

LSB (Low Bit Coding)

Basically. Metode ini sama dengan LSB pada media gambar. Jadi akan saya coba jelaskan secara singkat kembali mengenai metode LSB ini, sekedar untuk review saja. Jika anda belum mebaca artikel saya yang sebelumnya, bisa dikunjungi dengan meng-klik link berikut: https://andreastjong.wordpress.com/2008/09/22/steganografi-2-lsb-least-significant-bit/

Misalkan data yang ingin anda sisipkan berupa text “secret“. Kalau direpresentasikan ke dalam binary, kata “secret“ini menjadi”

character ASCII value (decimal) hexadecimal binary
s 115 73 01110011
e 101 65 01100101
c 99 63 01100011
r 114 72 01110010
e 99 63 01100011
t 116 74 01110100

Misalkan media suara yang akan anda sisipi mempunyai panjang bit 8, dengan nilai seperti berikut:
Media

00000000 00000000 00000001 00000001 00000001 00000001 00000001 00000001
00000000 00000000 00000001 00000001 00000001 00000001 00000001 00000001
00000000 00000000 00000001 00000001 00000001 00000001 00000001 00000001
00000001 00000001 00000010 00000010 00000010 00000011 00000011 00000011
00000001 00000001 00000010 00000010 00000010 00000011 00000011 00000011
00000001 00000001 00000010 00000010 00000010 00000011 00000011 00000011

Maka stego yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

00000000 00000001 00000001 00000001 00000000 00000000 00000001 00000001
00000000 00000001 00000001 00000000 00000000 00000001 00000000 00000001
00000000 00000001 00000001 00000000 00000000 00000000 00000001 00000001
00000000 00000001 00000011 00000011 00000010 00000010 00000011 00000010
00000000 00000001 00000011 00000010 00000010 00000010 00000011 00000011
00000000 00000001 00000011 00000011 00000010 00000011 00000010 00000010

To be continued..

Advertisement

Steganalisis aka Steganalysis


Pendahuluan

Topik steganografi semakin banyak diminati beberapa tahun belakangan ini. Dengan semakin berkembangnya teknik steganografi ini, maka kemungkinan penyalahgunaan ilmu ini pun akan menjadi semakin besar. Untuk itu, perlu juga yang dikembangkan ilmu tandingan dari steganografi, yaitu steganalisis. Kalau dilihat, memang sepertinya ilmu ini berkembang karena sifat paranoid yang sudah build-in pada manusia. Ada pendapat yang mengatakan “sesuatu akan menjadi menyeramkan jika kita tidak dapat melihat wujud fisiknya”, mungkin istilah ini cukup mirip dengan alasan pengembangan dari steganalisis ini. Bagi anda yang belum tahu mengenai apa sebenarnya steganografi itu, bisa membacanya pada artikel berikut:

https://andreastjong.wordpress.com/2008/09/18/steganografi-1pendahuluan/

Isi

Steganalisis adalah ilmu yang mempelajari karakteristik penyembunyian suatu data pada media (steganografi) dan bagaimana cara untuk mendeteksi bahkan sampai membongkar data tersembunyi tersebut. Jangan menganggap remeh ilmu ini, karena steganalisis sangat sulit sekali diterapkan. Secara teoritis memang sangat mudah sekali menerapkan ini, tetapi secara technical sangat sulit sekali.

Steganografi adalah ilmu untuk menyisipkan suatu data pada sebuah media. Apapun metode yang anda gunakan, atau sehebat apapun metode yang anda gunakan, pasti akan mempunyai jejak statistika penyisipannya. Jika dianalogikan, seperti kita memasukan benda asing (anggap y) ke dalam suatu benda asli (anggap x), akan membuat suatu perubahan pada benda asli (x), baik perubahan itu kasat mata atau tidak kasat mata. Anggap hasil perubahan benda asli sebagai benda z, jadi kalu dirumuskan secara matematis, kita dapat menyatakan z = x + y.

Hal inilah yang menjadi dasar dari ilmu steganalisis. Bagaimana cara untuk mendeteksi perubahan yang terjadi. Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi hal ini. Seperti halnya steganografi, metode yang digunakan sangat tergantung dari media yang akan dideteksi.

Pada media gambar anda dapat menggunakan metode:

  1. Metode persuasif, melihat dengan mata telanjang dan merasakan ada kejanggalan pada media tersebut
  2. Visual Attack
  3. Statistical method

Pada metode suara anda dapat menggunakan metode:

  1. Metode Persuasif, sama seperti di atas
  2. Statistical Method

Secara umum, penerapan steganografi pada media suara sangat sulit untuk diterapkan, berkaitan dengan sistem HAS (Human Auditoring System) pada manusia yang sangat sensitif, sehingga untuk mendeteksi-nya pun sangatlah sulit. Metode yang dapat digunakan juga sangat terbatas.

Metode global yang digunakan untuk steganalisis adalah sebagai berikut:

  1. Membersihkan noise pada media (de-Noising)
  2. Mengekstraksi feature-feature yang ada
  3. Klasifikasi berhasilkan feature-feature tersebut
  4. Decission

To be continued :

  1. Visual Attack : https://andreastjong.wordpress.com/2008/10/16/steganalisis-visual-attack/
  2. Metode Statistika : Under development